Misi Kehidupan atau misi hidup ini
sering saya tanyakan pada orang-orang.
Anda tahu tidak apa misi kehidupan
manusia?
Misi hidup Anda apa?
Apa tujuan Anda hidup di dunia ini?
Reaksi dan jawaban banyak orang
bermacam-macam. Ada yang bengong saja, ada yang bertanya lagi, “Mengapa Bapak
bertanya seperti itu?” Ada yang bertanya, “Apa itu penting Pak Joni?” Ada yang
jawab, penting kita jalani hidup ini pak Joni.
Reaksi yang bermacam-macam karena
manusia itu karena manusia tidak mengerti misi hidupnya atau tidak memiliki
misi hidup.
Sekelompok itik saja jika berjalan
memiliki tujuan yang jelas dan sama. Anda bisa bayangkan apa yang terjadi jika
sekelompok itik berjalan tidak memiliki tujuan yang jelas atau tidak memiliki tujuan
yang sama. Manusia pun sebenarnya juga sekelompok makhluk yang berjalan
bersama-sama, tentunya harus punya tujuan yang jelas dan punya tujuan yang sama
agar bisa mencapai tujuan bersama.
Bagi orang yang tidak tahu tujuan
atau misi hidup lebih kasihan lagi. Mengapa tidak tahu? Karena tidak pernah
diberitahu. Mengapa tidak tahu? Karena tidak pernah diajarkan.
Selama hidup kita, jarang orang
memberitahu tentang misi kehidupan ini. Di sekolah jarang guru membericarakan
tentang misi hidup. Orang tua kita juga jarang sekali memberitahu tentang
tujuan kita hidup karena orang tua kita
juga tidak tahu apa misi kehidupannya? Sementara hidup terus kita jalani.
Jadilah kita hidup tanpa tujuan yang jelas. Orang yang beruntung, bertemulah
jalan hidup yang benar. Orang yang malang, bertemulah jalan hidup yang sesat.
Hidup sesat hidup yang jauh dari rasa bahagia. Kalau pun hidup kaya tetapi jauh
dari rasa bahagia. Hidup yang hampa dan kebahagiaannya semu.
Berbagai macam buku tentang kehidupan
ditulis orang dan berbagai ajaran agama juga mengajarkan bagaimana kita
menjalankan hidup kehidupan ini dapat disimpulkan bahwa misi kehidupan manusia
di dunia ini adalah “bermanfaat bagi orang lain”. Nilai seorang manusia juga
dilihat seberapa banyak dia memberi manfaat bagi orang lain. Dalam ajaran Islam
disebutkan Hablumminallah dan Habluminannas. Hubungan baik dengan
Allah dan hubungan baik dengan manusia. Habluminallah
adalah untuk kehidupan akhirat dan habluminannas
untuk kehidupan di dunia. Bermanfaat bagi orang lain adalah dalam rangka
manusia meraih kebahagiaan di dunia.
Jika setiap manusia punya tujuan yang
sama atau misi yang sama sudah pasti mendatangkan kebahagiaan pada orang lain
dan kehadiran orang lain juga mendatangkan kebahagiaan pada kita sendiri.
Seorang istri fokus pada misi kehidupannya agar bermanfaat pada suaminya pasti
suaminya bahagia. Suami juga hanya berpikir dan bertindak agar dia selalu
bermanfaat bagi istrinya pasti hidup istrinya bahagia. Seorang guru hanya fokus
bagaimana dia bisa selalu bermanfaat bagi muridnya dan muridnya juga selalu
berperilaku dan bertindak bagaimana agar bermanfaat bagi gurunya, pasti di sekolah
guru dan murid bahagia. Seorang anak juga begitu dengan orang tuanya. Anak
hari-harinya hanya memikirkan bagaimana dia bermanfaat pada orang tuanya dan
orang tuanya juga dalam menjalankan hidup hanya memikirkan bagaimana anaknya
bahagia, pasti rumah tangga kita bahagia.
Kontek yang lebih luas lagi bagaimana
seorang pemimpin hanya memikirkan kebahagiaan rakyatnya. Seorang pedagang fokus
bagaimana usahanya bermanfaat bagi pelanggan atau membuat pelanggan senang dan
bahagia pasti usaha maju dan sukses.
Alangkah indahnya kehidupan ini jika semua manusia penghuni bumi ini memiliki
misi kehidupan yang sama “bermanfaat bagi orang lain”
Perlu juga saya jelaskan bahwa
bermanfaat dalam hal ini adalah yang dapat membahagiakan orang lain. Kesalahan
kita selama ini sering memaksakan kehendak pada orang lain dengan alasan “demi
kebahagiaan orang itu” biasanya orang tua atau guru. Misalnya orang memaksakan
jurusan yang harus diikuti dalam pendidikan, memaksakan jodoh demi kebahagiaan
anak. Ketika si anak telah mengikuti biasanya dia tidak bahagia karena apa yang
dilakukannya tidak sesuai dengan keinginan hatinya. Ingat, salah satu kunci
kebahagiaan adalah menjalankan hidup sesuai dengan hati nurani. Begitu juga
guru sering memerintahkan harus begini, harus begitu sehingga anak didik terbelenggu
dengan perintah guru yang kadang-kadang dia tidak menyukainya akhirnya belajar
menjadi tidak menyenangkan.
Lalu, bagaimana sikap seorang tua
atau guru pada muridnya? Tugas orang tua atau guru hanya meluruskan rambu-rambu
kehidupan yaitu norma-norma atau aturan yang baik. Norma atau aturan itu juag
harus yang betul-betul bisa membawa hidup menjadi baik dan bahagia. Jika tidak
melanggar norma atau aturan biarkan si anak menjalani hidup yang sesuai dengan
keinginannya. Menjalankan keinginannya itulah yang membuatnya bahagia.
Misi kehidupan agar selalu bermanfaat pada orang lain, akan membebaskan diri kita dari
sifat marah, benci atau pun dendam. Ketika kita menemui masalah dengan orang
lain, kita menjadi lebih bisa menerima masalah dan lebih ikhlas dengan apa yang
terjadi termasuk kesalahan orang lain. Biarkan orang lain atau orang di
sekeliling kita menjalankan hidupnya sesuai dengan keinginannya kalau itu yang
membuatnya bahagia.
Mengapa masalah muncul dengan orang
lain? Karena kita melakukan sebaliknya dari misi kehidupan, yaitu memanfaatkan
sesuatu atau orang untuk kepentingan
kita atau kepentingan kelompok kita. Ketika kita fokus dalam misi kita untuk
bermanfaat pada orang, membahagiakan orang maka kita bebas dari masalah. Bebas
dari marah, bebas dari benci, bebas dari dendam, bebas dari rasa iri dan bebas
prasangka buruk. Marah, benci, dendam, iri dan prasangka buruk adalah sumber
penyakit pikiran yang membuat kita hidup susah dan merana. Tapi ketika mampu
bebas semua sikap negatif itu maka KEBAHAGIAAN HIDUP pasti kita raih. Oke?
SALAM SUKSES DARI SAYA
GURU KEHIDUPAN
Untuk hidup lebih baik KLIK DISINI
Misi kehidupan, hidup sukses, hidup
bahagia, hidup, rahasia hidup sukses, afrijoni, hipnoterapi bengkulu,bengkulu,
rahasia sukses, sukses mudah, hidup kaya raya, kaya raya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar