Manusia itu
takut kesepian lho.. Hehe, ternyata fakta ini sudah berhasil saya amati di
hampir semua orang. Kebutuhan manusia untuk bersosialisasi, didengarkan,
diakui, disayangi dan di..di.. lainnya adalah bukti yang cukup kuat bahwa
manusia itu takut hidup sendirian. Dengan tetap menghormati perkembangan
teknologi yang ada, adanya teknologi seperti blackberry messenger, what’s up,
facebook, twitter, skype, dan berbagai macam media sosial lainnya. Membuktikan
bahwa manusia itu butuh teman.. bahkan ada sebuah kesimpulan yang saya peroleh
dulu banget waktu SMA (manusia itu makhluk sosial).
Kesendirianku,
kesendirianmu dan kesendiriannya…
Karena takut
sendirian, akhirnya manusia mencari teman.. bisa bersahabat, berpacaran, atau
hanya sekedar teman biasa. Pada akhirnya ada tuh, ungkapan.. “Aku tak bisa
hidup tanpamu”.. “Tanpa dirimu, hidupku hancur”.. “Sahabat bagaikan kepompong”..
bla..bla.. hehe.
Kebersamaanku,
kebersamaanmu, dan kebersamaannya..
Jadilah,
manusia itu mempunyai teman, sahabat dan pacar. Hanya untuk mengisi kekosongan diri mereka.
Dalam beberapa kasus penelitian psikologis saya, manusia justru cenderung menolak
kesimpulan di atas. Ya, iyalah.. siapa sih yang mau di katakan bahwa mereka
berteman untuk mengisi kesepian diri mereka.
Padahal, di
dalam ilmu kejiwaan.
Semakin banyak manusia mengisi kekosongan jiwa mereka bukan dengan sesuatu yang
berasal dari jiwa mereka sendiri. Justru, hal itu akan membuat jiwa mereka
semakin kosong dan kosong.. (pernah saya tulis dalam judul blog saya
sebelumnya).
Hubungan
yang rapuh..
Tidak
percaya, coba saja lihat dampak dari hubungan yang dibangun atas kekosongan
jiwa. (Dengan tetap menghormati setiap peristiwa di dalam kehidupan) Seorang
pacar membunuh kekasihnya karena kekasihnya telah hamil.., dua orang lelaki
berebut cewek, seorang suami memukuli istrinya, angka perceraian di antara
pasangan yang baru menikah semakin meningkat dari tahun ke tahun, bahkan WHO
mempunyai data bahwa tingkat depresi semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Lantas akar
permasalahannya ada di mana ?
Memeluk
kesendirian dengan indah
Salah satu
akar permasalahan dari semua persoalan di atas adalah manusia tidak mencintai
dirinya sendiri apa adanya. Karena takut kesepian, maka manusia berteman. Dua
orang yang sama-sama takut kesepian, kemudian bersahabat, tidak akan
menghilangkan kesepian itu sendiri. Malah jadi kesepian kuadrat. Memang hilang ketika
bertemu.. namun saat sudah kembali ke rumah masing-masing.. pastilah kesepian
itu datang lagi..
Dua orang
yang di dalam jiwanya
merasa tidak utuh (satu membutuhkan seorang lelaki) dan (satu
membutuhkan seorang wanita) menjalani sebuah hubungan pacaran. Memang pada
awalnya bisa saling mengisi, namun pada akhirnya hubungan itu cepat atau lambat
akan hambar. Bisa cepat putus, bisa sering bertengkar, atau bahkan akibat yang
mengerikan bisa saling bunuh-bunuhan (seperti yang diceritakan sebelumnya).
Solusinya
adalah cintai diri kita sendiri. Siapa sih diri kita ? Coba lihat ke cermin
pasti nanti bisa melihat m***yet hehe.. (disensor oleh KPI J). Bukan.. bukan
itu maksudnya. Lihat diri kita apa adanya. Pastilah diri kita mempunyai
kelebihan dan kelemahan.. Peluk kelebihan dan kelemahan itu dengan kasih
sayang. Katakanlah pada keduanya, aku mencintai kelebihanku dan kelemahanku.
Diri kita
pasti mempunyai sisi baik dan buruk. Ya, iyalah.. secara gitu lho J kita bukan
seorang Nabi, Rasul atau orang suci. Sayangilah sisi baik dan buruk kita.
Itulah bukti bahwa kita hanya manusia biasa kalee.. J. Katakanlah (sambil
menarik nafas yang dalam) berulang-ulang.. Aku mencintaimu sisi baikku dan sisi
burukku..
Diri
yang utuh
Setelah kita
mencintai diri kita secara menyeluruh.. Artinya kita tidak mempunyai lagi
konflik batin di dalam diri kita. Barulah kita bisa membawa diri kita kepada
orang lain. Namun, bukan berarti kita harus menjadi utuh dulu baru kita keluar
kepada orang lain. Sambil jalan aja, sambil membawa diri kita menjadi diri yang
utuh, sambil kita bergaul kepada orang lain..
Intinya
bukanlah kesempurnaan diri namun sebuah kesadaran diri. Bahwa kita tidak
sempurna, bahwa kita mempunyai sisi baik dan buruk, bahwa kita mempunyai kelebihan
dan kelemahan. Terima semua itu.. Peluk semua itu.. dengan kasih sayang..
Perlahan namun pasti (setiap orang berbeda prosesnya) nanti diri kita menjadi diri yang utuh.
Hubungan
yang utuh
Dua orang
yang bertemu.. entah itu dua orang sahabat, teman atau cowok-cewek yang
kemudian menjalin sebuah hubungan. Dan orang yang menjalani hubungan itu adalah
orang yang sudah menerima dirinya sendiri secara utuh (baik-buruk,
kekuatan-kelemahan dirinya sendiri, dan ada satu lagi sisi maskulin-feminim di
dalam dirinya sendiri). Hasilnya adalah hubungan yang indah dan utuh.
Ketika
mereka (cowok-cewek) itu berpacaran mereka akan saling menumbuhkan dan
meningkatkan potensi penuh pasangannya. Mereka berpacaran tidak untuk saling
memiliki dan menguasai diri pasangannya.. Kamu kalau sudah berpacaran denganku
harus begini..begitu.. bla..bla.. Nah, itu berarti di dalam diri pasangannya
belum menjadi diri yang utuh. Kan kasihan, cowoknya atau ceweknya kalau
dikekang proses pertumbuhannya … J
Ketika
mereka (sekumpulan orang) atau sahabat (dua orang atau lebih) maka mereka akan
saling mengingatkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Saling mengisi
kekurangan dan menguatkan dengan kelebihan satu sama lain. Hehe..
Cerita kehidupan, cerita hidup, guru kehidupan, cerita unik,
cerita sukses